Politik Hukum Kebijakan Pertambangan di Pulau-Pulau Kecil Ditinjau Dari Qawā’id Fiqhiyyah Al-Asāsiyyah


Date Published : 9 October 2025

Contributors

Yamuna Nurafifah

Author

Adhitiya Augusta Triputra

Author

Keywords

Tambang Politik Hukum Pulau Kecil Qawa'id Fiqhiyya

Proceeding

Track

General Track

License

Copyright (c) 2025 Said Annual Roundtable on Indonesia and Religious Affairs

Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Abstract

 

Penelitian ini mengkaji secara mendalam problematika hukum pertambangan di pulau-pulau kecil Indonesia, sebuah arena konflik antara imperatif pembangunan ekonomi dan mandat konservasi ekologis. Melalui pendekatan hukum normatif dan yuridis, penelitian ini menganalisis benturan antara Undang-Undang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU Minerba) sebagai lex sectoralis dan Undang-Undang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (UU PWP3K). Hasil analisis dari perspektif Hukum Administrasi Negara (HAN) menunjukkan bahwa kegiatan pertambangan di pulau-pulau kecil memiliki kontradikif secara hukum di mana ketentuan khusus dalam UU PWP3K dan peraturan pelaksananya yang melarang aktivitas tambang. Secara paralel, analisis dari perspektif Hukum Islam menyimpulkan bahwa aktivitas tersebut secara yuridis dilarang berdasarkan kaidah fikih fundamental, terutama Dar Al-Mafāsidu Muqadamu ‘Ala Jalbi Al-Maṣāliḥu (mencegah kerusakan lebih diutamakan daripada mengambil manfaat) dan tujuan dari syariah berupa maqāṣid al-syari’ah sebagai prasyarat bagi terwujudnya min al-ḍarūriyyat al-khams (kebutuhan dasar yang harus dipenuhi). Penelitian ini juga menyoroti fenomena pelabelan pemaknaan politik "Wahabi Lingkungan" sebagai wacana yang digunakan untuk mendelegitimasi advokasi lingkungan. Kesimpulan akhir dari penelitian ini adalah bahwa penolakan terhadap pertambangan destruktif di pulau-pulau kecil memiliki landasan hukum positif dan yurisprudensi Islam yang kokoh, dan pelabelan "Wahabi Lingkungan" merupakan sebuah kekeliruan retoris yang bertujuan mengaburkan validitas argumen hukum dan keagamaan dari para pegiat lingkungan, sekaligus melindungi kepentingan oligarki ekonomi-politik.

References

Abdissalam, I. Bin. (1991). Qawaid al-Ahkam Fi Al-Mashalih Al-Anam. Maktabah al-Kuliyat Al-Azhariyah. https://shamela.ws/book/8608
Abdul Haq, Ahmad Mubarok, A. R. (2006). Formulasi Nalar Fiqh Telaah Kaidah Fiqh Konseptual. Khalista.
Abu Bakar bin Muhammadd bin Abdul Mukmin dan Taqiyuddin Abu Bakar Muhammad bin Abdul Mukmin Al-Hishny. (1997). Al-Qawaid (I). Maktabah Al-Rusydu.
Adi Prasetio. (2009). Good Governance dan Pembangunan Berkelanjutan; Meretas Pemikiran Naya: 37 Tahun Masa Pengabdian Prof. Suma Tjahja Djajadiningrat. ICSD & SDM ITB.
Astriani, Nadia. 2020. Pengaruh Aliran Hukum Alam dalam Pengelolaan Sumber daya Air di Indonesia. Jurnal Poros Hukum Padjadjaran 2(1): 179-197. hlm. 188
Atabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdlor. (2003). Kamus Kontemporer Arab-Indonesia (8th ed.). Multi Karya Grafika.
Butchvarov, P. (2015). Anthropocentrism in Philosophy: Realism, Antirealism, Semirealism. Walter de Gruyter GmbH & Co KG.
Goodhart, M. (2023). Climate Change and the Politics of Responsibility. Perspectives on Politics, 21(2), 550–568. https://doi.org/10.1017/S153759272200319X
Hakim, D. A. (2015). POLITIK HUKUM LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN. 9(2), 114–132.
Jalaludin Abdurrahman Al-Suyuti. (1983). Asybah Wa Nadzair Fi Qawa’id wa Furu’u Fiqh Al Syafi’iyyah. Dar al Kitab al-Ilmiyah. https://shamela.ws/book/21719/119
JATAM. (2024). NESTAPA PULAU KECIL INDONESIA Alam Dijarah, Penduduknya Dimiskinkan, dan Dikriminalisasi. JATAM. https://jatam.org/pulaukecil/
M. Quraish Shihab. (2005). Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an Volume 5. Lentera Hati.
MD, M. M. (2023). Politik Hukum di Indonesia. Rajawali Press.
Nii Botchway, F. (2019). Aled Williams and Philipe Le Billon (eds), Corruption, Natural Resources and Development: From Resource Curse to Political Ecology. The Journal of World Energy Law & Business, 12(2), 201–202. https://doi.org/10.1093/jwelb/jwz001
Nurcholish Madjid. (1992). Islam Dokrin dan Peradaban. Yayasan Wakaf Paradigma.
Padmo Wahjono. (1991). Menyelisik Proses Terbentuknya Peraturan Perundang-Undangan. Majalah Forum Keadilan, 65.
Rizky Septiana Widyaningtyas. (2024). Ragam Perbuatan Pemerintah. In R. A. W. dan Y. S. Hayati (Ed.), Hukum Administrasi Negara Konsep, Fundamental, Perkembangan Kontemporer dan Kasus (pp. 237–287). Rajawali Press.
Romli SA. (2017). Pengantar Ilmu Ushul Fiqih Metodologi Penetapan Hukum Islam. Kencana.
Syekh Muhammad Said Ramadlan Al-Buthi. (1992). Dlawabith al-Maslahah fi al-Syari’ah al Islamiyah. Muassasah al-Risalah.

Downloads

How to Cite

Yamuna Nurafifah, Y. N., & Adhitiya Augusta Triputra, A. A. T. (2025). Politik Hukum Kebijakan Pertambangan di Pulau-Pulau Kecil Ditinjau Dari Qawā’id Fiqhiyyah Al-Asāsiyyah. Said Annual Roundtable on Indonesia and Religious Affairs, 1(1), 233-254. https://conferences.uinsaid.ac.id/sarira/paper/view/280